
Assalamualaikum dan salam sejahtera kepada semua pembaca sekalian. Moga-moga anda semua berada didalam keadaan sihat dan baik dalam usaha kita untuk mengekang wabak covid-19 ini. Kita mampu melakukannya dengan berusaha, berdoa dan bertawakal. Marilah kita sama-sama berdoa supaya negara kita, keluarga kita, saudara kita, dan kawan kita dijauhi dan dihindari dari terkena wabak ini. Amin ya rabbal alamin.
Pada hari ini penulis ingin berkongsi satu kata-kata motivasi yang berbunyi
“Jika kamu menghabiskan masa hanya untuk berfikir, maka kamu tidak akan dapat melaksanakannya”
Sering kali kita mengkaji, menelaah, meneliti, mendalami , mengamati dan menganalisis sesuatu perkara dalam jangka masa yang lama. Kita lupa yang sebenarnya melaksana dan melazimkannya adalah perkara yang paling penting. Seperti yang sering dilaungkan oleh satu jenama sukan terkemuka dunia “Just Do It”.
Mungkin kita takut untuk melakukannya kerana kita tidak yakin kepada diri kita. Mungkin juga kita tidak ingin melihat kegagalan dihujungnya. Walau apa pun keputusan dan hasilnya, setidak-tidaknya kita telah berusaha. Gagal sekali bukan bermakna gagal selamanya. Jatuh 7 kali bangun 8 kali.
Jika kita tidak bertindak sekarang, kita akan menyesal dikemudian hari.
Jom kita hayati lagu dari Ahli Fiqir Angguk-Angguk Geleng-Geleng.
Iya-iya, saya-saya, kiri kanan, ikut saja
Biarkan terhantuk tak usah dipujuk
Relakan dipatuk ingat pesan atuk
Sabar, sabar, sabar, sabar!
Berserah dan pasrah biar dada didabik, adat pasang turun naik
Didera, dijajah terus kita dipenjara
Jadi hamba, jadi kuli, jadi batu diam diri
Kita tunggu, kita lihat, kita nanti, kita perhati
Jangan merungut biar bertangguh, diam akur kita mesti patuh
Acuh tak acuh, endah tak endah, buat lawak bodoh selamba
Biar kita melopong, biar kita menganga
Biar mereka buat apa mereka suka, biar saja
Jangan melawan, jangan membantah, janganlah degil kena ikut perintah
Kena banyak diam biar apa orang kata, kita tawa dalam duka
Kecut takut, kalut, kolot, terkunci mulut, terkatup, tertutup
Kalah sabung menang sorak, senduk nasi tinggal kerak
“Ye kak”
“Nama adik siapa?”
“Mia”
“Adik tahu nyanyi tak?”
“Tahu’
“Mari ikut akak nyanyi sama-sama”
Angguk-angguk, geleng-geleng, tunduk-tunduk, ikut telunjuk
Iya-iya, saya-saya, kiri kanan, ikut saja
Iya-iya, saya-saya, kiri kanan, ikut saja
Maju mundur tinggi rendah berapa jumlah nilai bangsa
Kerana wang, semua hilang, hanya tinggal sehelai sepinggang
Yang jenin, yang Lebai, yang Pandir, yang Luncai
Yang angannya tinggi, yang dibuai mimpi
Yang sawah terjual, maruah tergadai
Iya-iya, saya-saya, kiri-kanan, ikut saja
Biarkan tehantuk tak usah dipujuk
Relakan dipatuk ingat pesan atuk
Sabar, sabar, sabar, sabar!